Tiang Monorel, Monumen Kelemahan Perencanaan?

Foto: Tiang Monorel yang Mangkrak di Jl. Gelora, Jakarta Pusat. (dokumen pribadi)

Upsss! Hampir saja! Jika bukan karena keahlian Roby mengendarai roda dua, ia bisa saja menabrak tiang besi konstruksi monorel yang ‘terpaku’ ditengah jalan.

Sejak 14 Juni 2004 lalu, pelaksanaan pemancangan tiang monorel ini terkatung-katung tanpa kejelasan. Akhirnya tiang pancang bakal pondasi jalur monorel yang berdiri berjajar di sepanjang Jl. Gelora hingga Jl. Asia Afrika ini mangkrak. Posisinya yang tepat di tengah jalan selain mengganggu arus lalu lintas, juga membahayakan pengguna jalan yang melintas.

Entah sudah berapa banyak korban kecelakaan yang terjadi disebabkan tiang pancang monorel ini. Bagi saya yang hampir setiap hari melintasi kawasan tersebut, akhirnya terpaksa prihatin dengan keberadaan tiang pancang monorel ini. Bahkan kalaupun harus kesal, saya hanya bisa menggerutu sambil geleng-geleng kepala. Ko’ bisa sih, hal yang tidak wajar ini dibiarkan saja tanpa tindakan preventif apapun! Sebenarnya bagaimana sih, sejarah berlangsungnya proyek monorel ini? Nah, dari berbagai info yang saya kumpulkan, baik hasil diskusi dengan pihak terkait seperti Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Komisi B DPRD DKI Jakarta, maupun informasi yang kebetulan saya dapati. Saya mendapatkan gambaran tentang bagaimana status dari proyek monorel ini. Silahkan dilihat Kronologis berikut:

Gambar: Kronologis Proyek Monorel Jakarta. (diolah dari berbagai sumber)
Gambar: Bagan Struktur Penyelenggaraan Monorel Jakarta. (sumber: Dishub DKI Jakarta, 2004)

Bagan diatas adalah struktur penyelenggara proyek monorel. Silahkan dilihat, siapa-siapa aja yang dianggap bertanggung jawab terhadap pembangunan monorel di Jakarta.

Foto: Jajaran Monorel disepanjang Jl. Asia Afrika, Jakarta Selatan. (dokumen pribadi)

Saat ini masih terjadi perbedaan penafsiran atas harga tiang pancang yang mangkrak tersebut, menurut PT. Jakarta Monorel (JM) mereka meng-klaim bahwa harga pembangunan tiang pancang tersebut mencapai Rp.600 milyar, sedangkan Pemprov DKI Jakarta sebagai pihak yang berencana mengambil alih proyek ini, memberikan harga berdasarkan perhitungan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yaitu sebesar Rp.200 milyar. Nah! Perseteruan harga ini belum tuntas hingga kini, untuk itu rencananya akan dilakukan perhitungan ulang oleh konsultan independen. Terlepas dari jadi atau tidaknya uji tuntas (due diligence) yang akan dilakukan oleh konsultan independen, proyek monorel ini menambah panjang daftar frustasi warga kota akan hadirnya transportasi publik yang aman dan nyaman. So, jika sudah begini apa pernyataan yang paling tepat ya? Ego sektoral? Koordinasi yang payah? Buruk-nya perencanaan? Or you name it bro..! :mrgreen:

[ardy purnawan sani]

7 Komentar

  1. w15nu berkata:

    setelah ane baca2….ternyata ada salah satu PT yg pernah jadi vendor di company tempat ane nguli…..dan memang sih, ane pribadi gak akan heran kalo si PT ini gak beres kerjanya…..makanya di kantor ane pun, kontrak tendernya dia gak bertahan lama, begitu abis/selesai…..langsung diputus dan smp sekarang pun belum pernah ada hubungan kerja dengan mereka lagi…..

    Suka

  2. anwarsjani berkata:

    kpd bung ardi,,,,kita Apresiasi terhadap apa yang menjadi permasalahan pembangunan dijakarta, dan Pemerintah daerah Gubernur DKI jakarta harus didesak bagaimana permasalahan pembangunan transportasi masal ini harus segera didorong…….
    wacana sudah digulirkan oleh GUBERNUR DKI mengenai pembangunan SUBWAY rampung pada tahun 2016…apakah ini hanya klaim saja atau hanya lipservice yang tidak disertai dengan perencanaan,..yang nanti nasibnya seperti Monorail,…oh jakarta ku…”’
    sebagai Pemuda DKI Jakarta kita memang punyai andil dalam bagaimana pembangunan jakarta khususnya permasalahan transportasi massal yang ini memang merupakan hajat hidup orang banyak,..

    rgds
    anwarsjani

    Suka

  3. KmphLynx berkata:

    hihihi, bisa buat tiang papan iklan tuh, om..

    pindahin aja ibukotanya, soalnya susah mindahin mindset orang indo. dijatah tiap propinsi 10 thn, biar rata pembangunannya (sekedar imajinasi, ga perlu dianggap serius)

    transportasi masal mandeg, beli motor solusinya, heheheheh….

    Suka

  4. Kejadian itu bermula ketika saya masih menjadi staff engineeringnya PT PP (Persero), dimana ada seorang teman pengusaha yang beralamat di Kindo Building menawarkan untuk posisi PM dan sayapun keluar, pekerjaan stasiun monorail yang pada waktu itu posisi perusahaannya sedang tender di Jakarta monorail dengan notabene Adhi Karya sebagai pelaksana utama, proses tenderpun berjalan dan semua perusahaan dibawah ataupun punya kedekatan khusus dgn jajaran petinggi Adhi Karya akan mendapatkan berkah beberapa jatah stasiun walaupun setelah kita pelajari semua harga satuannya jauh dari memadai, pun kabar beredar bahwa dana akan di support oleh timur tengah sampai direksi kami pada waktu itupun ikut – ikutan melawat sampai ke Turki, mesir dll. tetapi berjalan nya waktu sampai sekarang belum ada tuh yang diumumkan sebagai pemenang bahkan semua dokumen tendernya pun tidak kembali padahal methode pekerjaan yang kami buat adalah yang terbaik menurut Versi Management Jakarta Monorail, tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur, tiang pancang sudah berdiri tegak yang apabila dihancurkan makan biaya, dilanjutkan tidak bisa, dibiarkan jadi pemandangan kota (mengganggu pandangan mata).

    Suka

    1. ardy purnawan sani berkata:

      Kang Budi, secara pribadi saya turut prihatin… Perencanaan yang buruk memang senantiasa memakan korban… Semoga pengalaman Kang Budi, bisa menjadi hikmah buat kita semua untuk lebih berhati-hati lagi… Tetap semangat kang…! 🙂

      Suka

  5. yahya habib berkata:

    Persoalan ini jelas merupakan tanggung jawab Pemerintah karena Pembangunan apapun di negeri ini merupakan tanggung jawab si empunya kebijakan…sedangkan soal monorail ini, tentu perlu segera di tindak lanjuti dengan lebih terbuka dan transparan, karena sebagai Ibu Kota Negara Jakarta memang sudah harus melakukan penataan sistem transportasinya, karena kebutuhan akan layanan ini semakin hari semakin tinggi dan mendesak untuk di realisasikan…Namun perlu di ingat, bahwa apapun yang akan di bangun tentunya memerlukan “Perencanaan” yang matang !! jangan asal Jadi !! Asal Punya !! dan Asal Jalan saja !! Pemerintah (Pusat & Daerah, serta fihak-fihak yang sudah terkait dalam Projeck Monorail ini, wajib bertanggung jawab dan melanjutkan Pembangunannya, agar tidak di Cap Masyarakat sebagai Pembuat Perencanaan Yang “ASAL”!!)..

    Suka

    1. ardy purnawan sani berkata:

      Betul bang habib… Aye sepakat sama ente…!!! 🙂

      Suka

Tinggalkan Komentar